Bulukumba – Perempuan Ampe yang menguasai tanah tempat tinggal yang berada di bilangankelurahan Tanuntung Kecamatan Herlang 25/05/2022
Perempuan Ampe (38) sepupu satu kali Kaimuddin, sebidang tanah tempat tinggal milik ahli waris, hingga saat ini dikuasainya bahkan Perempuan Ampe tidak segan-segan mengambil hasil bumi dari kebun berupa buah kelapa yang berada dalam kebun yang bukan miliknya yang terletak depan rumah Ampe seberang jalan tani
Dengan itikad baik Kaimuddin menyarankan agar tanah yang ditempati Ampe itu dibeli saja, ini tawaran solusi diberikan kepada Ampe sejak tahun 2019, namun lagi-lagi Ampe tidak mengindahkannya, kata Kaimuddin.
Olehnya itu Kami Menempuh jalur musyawarah kekeluargaan Dikantor Lurah Tanuntung 24/05/2022 tutur Kaimuddin
Lurah Andi Herlawati yang didampingi oleh Kasi Ekbang dan Pemberdayaan Perempuan Syahrir,S,Sos serta Kasi Pemerintahan Andi Awal yang disaksikan oleh Babinsa dan Ketua RK serta Kepala Lingkungan
Perempuan Ampe (38) Telah berjanji bersama suaminya dihadapan Lurah Tanuntung yang didampingi oleh dua kepala seksinya untuk dilakukan transaksi jual beli yang disetujui oleh Ampe dan suaminya setelah diukur lokasi oleh Kasi pemerintahan tanah itu, kata Ampe
Namun Perempuan Ampe dan suaminya menyangkali dan tidak menerima apa yang telah disepakati dalam musyawarah
Sedianya pada 25/05/2022 pukul 10.00 akan dilakukan pengukuran lokasi yang telah dikuasai oleh perempuan Ampe, namun Perempuan Ampe ngamuk-ngamuk dan apa yang dikatakan tidak jelas bagaikan orang kesurupan
Pengukuran akan dilakukan dalam rangka persiapan Transaksi jual beli lokasi tempat tinggal sesuai kesepakatan dalam Musyawarah kekeluargaan dikantor Lurah Tanuntung 24/05)2022 pukul 10.30 wita
Hadir di TKP yakni Kasi Pemerintahan Andi Awal, Ketua RK Jufri dan Kasi Ekbang dan Pemberdayaan Perempuan serta Babinkamtibmas Bripka Hendra, namun hasilnya gagal tanah itu tidak jadi dilakukan pengukuran.
Yang sangat disesalkan Omelan yang disertai teriakan oleh Ampe saat ngamuk-ngamuk dengan nada keras dan kasar dengan bahasa konjo “kurang ajara Anne situru-situru kabusuki” yang artinya “Kurang ajar, kalian bersekongkol semua”, pungkasnya
Kaimuddin (59) selaku korban yang dikuasai tanahnya oleh Ampe, menuturkan pada awak media bahwa Insya Allah paling lambat hari Senin Minggu depan saya akan menempuh jalur hukum dengan melaporkan Perempuan Ampe bersama suaminya terkait pencemaran nama baik, penyerobotan tanah, dan pencurian hasil kebun, sebab Perempuan Ampe saat mengamuk dilokasi kejadian dengan bahasa Konjo, saya ( Kaimuddin) dituduh melakukan pencurian Sapi, ungkap Kaimuddin.
Oleh Karena kondisi tidak kondusif Babinkamtibmas Bripka Hendra mengambil kesimpulan untuk mengajak rombongan untuk balik kekantor Lurah Tanuntung beristirahat, tutupnya.